27 Februari 2017

Apa Itu Price Action

Saat Anda mengikuti sebuah seminar atau diskusi dengan komunitas trading Forex, istilah "price action" pasti akan terlontar. Sekilas, analisa teknikal dengan modal hanya dari pergerakan harga dari chart ini tampak begitu sederhana. Namun, tahukah Anda bahwa ketajaman analisa dengan price action membutuhkan jam terbang tinggi agar dapat diaplikasikan pada live trading?


Terlepas dari mitos bahwa price action mampu "memproyeksikan" harga dengan tingkat akurasi tinggi, perlu diingat bahwa sesungguhnya price action menggunakan data-data pergerakan harga di masa lampau. Dengan kata lain, mengandalkan pola-pola dari pergerakan harga semata wayang tidak dapat menjamin ke mana arah harga akan bergerak selanjutnya. Kalau begitu, teknik rahasia apa price action ini?

Nah, supaya jelas, kita akan kupas tuntas apa itu price action dan bagaimana cara menggunakannya dengan tepat.

Apa Itu Price Action?
Price Action adalah pergerakan harga suatu aset atau suatu pair mata uang. Analisa price action merujuk pada analisa teknikal berdasarkan pergerakan harga di masa lampau, dimana trader berupaya menemukan pola dalam pergerakan harga yang sepintas nampak acak.

Perlu digarisbawahi bahwa apa yang kita lihat secara obyektif hanyalah dinamika harga dari data-data terdahulu. Sedangkan, reaksi kita (order atau open position) terhadap pola-pola pergerakan harga tersebut sepenuhnya adalah evaluasi subyektif.

Pertanyaannya, seberapa besar subyektifitas seorang trader akan mempengaruhi hasil akhir dari aktifitas trading-nya (profit/loss)?

Seringkali kita berpatok pada suatu pola (candlestick atau formasi grafik) dan berharap pergerakan harga berikutnya akan sesuai dengan prediksi dari pola tadi. Terdengar sangat sederhana, kan? Tinggal hafal pola-polanya lalu pasang order sesuai sinyal reversal atau kontinuitas.

Salah! Jika Anda bereaksi semata mayang hanya dengan sinyal-sinyal dari pola-pola tertentu tanpa pertimbangan faktor-faktor penting lain, maka apa yang telah Anda lakukan kurang-lebih sama dengan berjudi togel (pasang nomor dari wangsit).


Aplikasi Dasar Analisa Price Action
Supaya Anda tidak terjerumus ke dalam malpraktik trading Price Action, Anda terlebih dulu harus memahami bahwa Price Action pada dasarnya digunakan hanya sebagai alat bantu, dan bukan sebagai penentu final.

Jadi, maksudnya bagaimana?

Pergerakan harga pada chart umumnya akan selalu meninggalkan jejak-jejak dengan titik-titik harga yang patut Anda pertimbangkan sebelum membuka atau mengakhiri posisi. Garis besarnya, Price Action digunakan sebagai "kaca pembesar" untuk membantu mengidentifikasi kondisi pasar (trending atau konsolidasi) dan di mana titik-titik penting resisten dan support kemungkinan akan mempengaruhi arah harga kembali.

A. Identifikasi kondisi pasar


Kondisi pasar umumnya terbagi atas dua macam; trending dan terkonsolidasi (sideways). Price action dapat membantu kita mengidentifikasi kondisi-kondisi tersebut dengan memperhatikan harga-harga high dan low-nya.

Kondisi pasar trending sendiri dibagi lagi menjadi dua macam; uptrend dan downtrend. Uptrend dapat diidentifikasi dari titik harga tinggi meninggi(HH, higher highs) dan harga rendah meninggi (HL, higher lows). Sedangkan Downtrend teridentifikasi dari harga tinggi merendah (LH, lower highs) dan harga rendah merendah (LL, lower lows).

Kesulitan atau bingung menentukan di mana posisi HH, HL, LH dan LL-nya karena posisinya "zig-zag"? Jika iya, maka saat itu Anda sedang menghadapi kondisi pasar terkonsolidasi (sideways).



Proses identifikasi kondisi pasar di atas dapat membantu keputusan trader untuk membuka posisi berdasarkan gaya trading (misalnya, swinger akan lebih memilih trading pada kondisi trending) dan manajemen resikonya.


B. Identifikasi titik resistansi dan support
Poin penting kedua dari aplikasi price action adalah untuk mengetahui titik-titik harga resistansi dan support. Titik-titik harga tersebut vital kegunaannya karena keberlangsungan suatu trend kemungkinan besar akan kembali berhaluan arah karena sifat pasar yang "berulang".


Perhatikan candlestick pada lingkaran merah pertama (dari kiri). Terlihat jelas bahwa pada titik harga tersebut "ditarik" kembali ke bawah hingga menyentuh batas support. Candlestick pertama tersebut menjadi batas resistansi kuat karena down-swing-nya yang panjang (terbukti pada lingkaran merah kedua).

Begitu juga pada kotak biru pertama (dari kiri). Harga kembali "memantul" tiap kali menyentuh batas support. Kotak biru kedua memperkuat batas tersebut. Hasilnya, lingkaran biru menunjukkan reversal di dekat garis batas support.

Umumnya, pola inside bar dan pinbar seringkali terbentuk pada titik-titik support dan resistance.


Faktor Pendukung Price Action
Sekali lagi, Price Action tidak bisa menjamin 100% akurasi dari sinyal-sinyalnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

Time Frame
Frekuensi kemunculan bar candlestick (atau grafik lainnya) dipengaruhi langsung oleh time frame pilihan Anda. Misalnya, time frame h4 akan memunculkan bar setiap 4 jam sekali, sedangkan time frame daily hanya akan menorehkan bar sehari sekali. Dampaknya, semakin rendah jeda waktunya (di bawah H4), resiko munculnya fake signal akan semakin tinggi.

Kalender Forex
Rilis-rilis berita penggerak pasar (NFP, GDP, Retail Sales, CPI, dsb.) bisa menjadi "pedang bermata dua" bagi trader dengan panduan price Action. Pergerakan harga umumnya akan kembali normal tidak lama setelah rilis berita berdampak besar. Maka dari itu gunakanlah kalender forex untuk memastikan bahwa Anda tidak ketinggalan berita terhangat.


Kesimpulan
Meskipun price action sekilas tampak sederhana, tapi aplikasinya pada live trading membutuhkan jam terbang dan kewaspadaan tinggi. Anda harus mempertimbangkan beberapa faktor sekaligus sebelum bereaksi terhadap suatu sinyal dari pola-pola pada chart.

Jangan berkecil hati, paling tidak Anda mengetahui aplikasi dasar price action dari artikel ini. Selanjutnya, dari situ Anda bisa mengembangkan strategi trading berdasarkan dinamika price action.

Jika Anda memiliki saran dan informasi tambahan mengenai dasar-dasar price action, silahkan tinggalkan pesan pada bagian komentar di bawah.

Penerapan Price Action Yang Efektif

Strategi trading dengan price action akan bisa efektif bila dikombinasikan dengan garis horisontal support atau resistance. Probabilitas formasi bar yang terbentuk pada price action akan lebih besar dibandingkan yang tanpa faktor pendukung sama sekali. Garis horisontal dan garis trend (trend line) sering digunakan para analis untuk mengukur kekuatan pergerakan harga. Batas-batas disekitar garis tersebut yang lazim disebut channel merupakan event area yang selalu diperhatikan. Artikel ini mencontohkan formasi price action yang terjadi disekitar event area garis horisontal dan pengaruhnya terhadap pergerakan harga.

Baik pada kondisi pasar yang trending atau sideways, event area disekitar garis horisontal sering digunakan untuk menentukan level stop loss atau target profit. Hal ini dimungkinkan karena pada area tersebut sering terbentuk formasi bar yang mengindikasikan sinyal yang cukup valid. Semakin kuat garis support atau resistance akan semakin valid sinyal tradingnya. Dengan kombinasi price action dan garis horisontal maka strategi price action yang kita gunakan bisa lebih efektif.

Contoh 1: price action pada garis-garis horisontal dalam kondisi pasar trending



Seperti tampak pada gambar diatas, USD/CHF bergerak downtrend dengan level-level support dan resistance yang mengikuti aturan perubahan: support yang telah ditembus menjadi resistance. Swing point merupakan area potensial terbentuknya sinyal dari price action. Dalam hal ini formasi pin bar yang terbentuk pada swing point mengisyaratkan terjadinya koreksi pada arah trend utama (downtrend). Kita bisa membuka atau menutup posisi secara manual pada swing point setelah sinyal trading terjadi. Pin bar pada contoh diatas semuanya mengalami penolakan (rejection) pada level-level support dan resistance hingga bisa dianggap valid. Untuk pasar yang uptrend proses yang terjadi adalah kebalikannya.

Contoh 2: price action pada garis-garis horisontal dalam kondisi pasar sideways
 

Pada contoh diatas ke 4 pin bar terjadi pada level-level resistance dan support. Untuk kondisi pasar yang sideways (ranging) seperti diatas kita cukup mengamati formasi bar yang terbentuk pada resistance dan support. Jika terjadi break, pastikan itu false break atau bukan. Untuk kondisi false break atau terjadi penolakan (rejection), kita bisa buka posisi lagi setelah bar tersebut selesai terbentuk. Level stop loss dan target profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan support atau resistance-nya sesuai dengan arah posisi entry yang kita ambil.

Dalam kondisi pasar sideways seperti diatas, kekuatan garis support atau resistance tidak menjamin lamanya waktu keadaan sideways yang terjadi karena pada dasarnya kondisi sideways mengisyaratkan pasar sedang konsolidasi, dan setelah dicapai kesepakatan, pasar akan kembali menentukan trendnya.

Contoh 3: price action pada event area saat terjadi penembusan garis support





Pada gambar chart USD/CAD daily diatas tampak setup inside bar pada event area garis horisontal (dalam hal ini garis support) sebelum ditembus dan berubah jadi resistance. Selanjutnya terbentuk setup price action pin bar yang mengalami penolakan (rejection) pada event area garis tersebut sebagai retest yang menunjukkan kekuatan trend yang terbentuk.

Dari ke 3 contoh diatas bisa disimpulkan bahwa penerapan strategi price action akan lebih efektif jika dikombinasikan dengan faktor yang mendukung, dalam hal ini garis horisontal support atau resistance.




Price Action - Kunci Sukses Dalam Trading Forex

Kemampuan untuk membaca dan mencerna dinamika pergerakan harga pada trading chart tanpa indikator adalah faktor utama untuk memperoleh hasil trading yang profitable. Harga adalah komponen utama dalam pasar. Banyak strategi dan sistem trading yang berfokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga tetapi tidak pada faktor harga itu sendiri.

Price action mempelajari tentang pergerakan harga secara natural, yang sebenarnya adalah prasyarat untuk hasil trading yang profitable, terlepas dari strategi atau sistem trading yang diterapkan.







Price action menambah kepercayaan diri pada kemampuan trading kita.
Dengan price action kita menganalisa alur natural pergerakan harga pasar dalam menentukan strategi trading. Kemampuan membaca alur natural pergerakan harga inilah yang menjadi dasar price action, sehingga kita trading berdasarkan pada apa yang kita lihat di trading chart, bukan pada apa yang kita perkirakan akan terjadi. Dengan membaca dan mencerna pergerakan harga pasar pada chart yang ‘telanjang’ (tanpa indikator), keputusan yang kita ambil akan sangat bergantung pada data pasar saat itu, tidak pada parameter lain atau indikator teknikal yang lagging (cenderung lambat) dalam mengantisipasi pergerakan harga berdasarkan data pasar.

Trading dengan price action memberi kita dasar yang kuat untuk membangun keseluruhan strategi trading kita, karena metode yang diterapkan tidak rumit atau memerlukan prakondisi yang kadang membingungkan. Inilah yang membedakan trading dengan price action dan trading dengan indikator teknikal atau software yang juga menggunakan berbagai macam indikator didalamnya.
Indikator teknikal membuat kita sulit untuk percaya diri karena antara indikator yang satu dengan indikator yang lain sering terjadi konflik dalam memberikan sinyal, sehingga kita selalu mencari kombinasi dari berbagai indikator untuk diterapkan pada suatu kondisi pasar.

Penerapan metode price action akan membuat strategi trading lebih efektif
Walaupun Anda telah menggunakan satu strategi trading utama, mengetahui dan menerapkan metode price action sebagai penunjang akan membuat sistem trading Anda jauh lebih efektif. Price action tidak akan mengacaukan strategi trading Anda seperti halnya jika Anda mengadopsi beberapa indikator teknikal yang mungkin tidak sesuai dengan indikator dalam sistem yang sedang Anda gunakan. Price action justru membantu Anda dalam memahami mekanisme pergerakan harga pasar.

Price action membantu Anda dalam mengembangkan kemampuan trading
Salah satu perbedaan antara trader profesional dan amatir adalah bahwa trader profesional tahu waktunya kapan harus masuk pasar dan kapan tidak, sementara trader amatir belum memiliki kemampuan tersebut. Itu adalah salah satu dari naluri trading (trading instinct) yang bisa dikembangkan dengan berlatih menggunakan sistem trading yang efektif dan mempunyai probabilitas tinggi. Price action bisa membantu Anda dalam hal ini karena membuat Anda lebih mengenali pola pergerakan harga pasar dengan akurasi sinyal entry yang tinggi. Kadang memerlukan waktu cukup lama untuk benar-benar memahami pola price action tersebut, tetapi banyak trader yang telah mempelajarinya dan mampu mengembangkan kemampuan trading mereka.

Price action membuat sistem trading lebih sederhana
Strategi trading dengan price action cukup sederhana, mudah dipahami dan diterapkan. Kita hanya perlu mengidentifikasi formasi bar pada candlestick untuk mengetahui pola pergerakan pasar pada suatu saat. Tanpa indikator teknikal yang rumit, hanya diperlukan beberapa faktor pendukung yang memang harus diketahui seperti support atau resistance untuk konfirmasi.
Kesederhanaan sistem trading ini berakibat pada perilaku emosi kita yang cenderung tenang dan tidak mudah stress karena mungkin sinyal trading yang dihasilkan berlawanan dengan yang ditunjukkan oleh indikator teknikal, dan lain sebagainya. Perilaku ini tentu berakibat pada konsistensi hasil trading kita.

Sebagai kesimpulan, penerapan price action membuat seorang trader berhubungan langsung dengan mekanisme pergerakan harga pasar yang sesungguhnya, terlepas dari strategi yang digunakan.
Price action bukan satu-satunya strategi yang terbaik dalam trading forex, tetapi cukup efektif, sederhana dan ‘to the point’ dalam menentukan arah pergerakan pasar.

Fibonacci Retracement Level 50% Dengan Konfirmasi Price Action

Kombinasi antara price action dan Fibonacci retracement level 50% sangat powerful jika diterapkan pada kondisi pasar yang tepat. Idealnya, konfirmasi entry lewat setup pin bar atau fakey reversal bar pada Fibonacci retracement level 50%.

Catatan: pin bar, fakey bar dan inside bar adalah istilah penulis untuk sebutan formasi bar yang dianggap sebagai patokan dalam price action trading.. Pin bar adalah acuan pokok dalam price action. Untuk penjelasan price action, pin bar, fakey bar dan inside bar telah dibahas pada tulisan tentang price action dalam rubrik ini.

1. Jika kita temukan sinyal price action pada daily chart, dengan formasi chart yang sedang retrace atau koreksi (uptrend maupun downtrend), segera tarik garis-garis Fibonacci retracement level, apakah sinyal formasi price action terjadi dekat atau tepat pada level-level tersebut, terutama pada level 50% nya. Jika benar, maka itulah saat yang tepat untuk entry. Apalagi jika dibarengi dengan level-level kunci yang lain (garis support atau resistance, atau garis moving average) yang berimpit dengan Fibonacci retracement levelnya, maka faktor pendukungnya sangat kuat untuk open posisi.

Pada AUD/USD Daily ini terdapat formasi pin bar pada Fibonacci retracement level 50% nya


2. Entry level pada closing bar terakhir pada formasi price action,. Pada contoh diatas open buy setelah bar terakhir (bar ketiga), dan stop loss diset sedikit dibawah Fibonacci retracement level 50% nya.

3. Jika ternyata Fibonacci retracement levelnya tidak tepat atau mungkin jauh dari formasi price action, berarti level tersebut tidak conform dengan price action, dan Fibonacci retracement level tidak menjamin level mana yang merupakan level support atau resistance-nya, sedang formasi price action yang terbentuk selalu mengindikasikan perubahan dari pergerakan harga. Jadi dalam kasus ini Fibonacci retracement levelnya tidak bisa dikonfirmasikan dengan formasi price action, dan jika tidak ditemukan faktor pendukung lain untuk formasi price action tersebut, berarti lemah atau kurang valid untuk diterapkan. 

4. Pada contoh diatas Fibonacci retracement level 50% nya conform dengan price action (dengan pin bar signal), sehingga dapat disimpulkan bahwa level 50% adalah level support, dan yang terjadi memang harga bergerak naik setelah formasi price action terbentuk.

Contoh lain pada AUD/JPY Daily berikut ini:


Tampak bahwa konfirmasi Fibonacci retracement level 50% terjadi setelah sebelumnya ditembus, tetapi formasi price action yang terbentuk kemudian tetap valid karena pin bar signalnya berada pada zona level 50%, sehingga Fibonacci retracement levelnya juga valid sebagai support level.

Trading Dengan Price Action Dan Level Level Kunci

Level level kunci yang dimaksudkan disini adalah level support dan resistance, baik yang statis berupa garis horisontal, atau yang dinamis berupa aluran garis moving average. Level Fibonacci retracement juga termasuk level kunci karena menunjukkan support dan resistance.
Seperti telah pernah diulas pada beberapa artikel sebelumnya, trading dengan price action tidak mengandalkan indikator teknikal yang rumit dan kompleks melainkan hanya pada pengamatan terbentuknya formasi bar-bar pada candlestick yang bisa berupa, fakey (false) bar dan inside bar (istilah pada price action). Indikator pendukung yang sering digunakan untuk konfirmasi adalah exponential moving average (ema), karena moving average menunjukkan level support / resistance dinamis.

Pada artikel ini diulas bagaimana formasi price action yang terbentuk pada level-level kunci akan berpengaruh signifikan terhadap arah pergerakan harga, sehingga kita bisa dengan tepat menentukan titik-titik entry.
Contoh-contoh berikut ini menggunakan time frame daily, yang sangat dianjurkan untuk digunakan bila kita trading dengan metode price action.

Price action dan level support / resistance pada kondisi pasar trending


Perhatikan formasi bar yang terbentuk pada level-level support dan resistance (garis merah horisontal) yang tentunya bisa kita gunakan untuk nenetapkan level entry (setelah formasi bar terbentuk) dan level exit target (garis support/resistance).
 
Price action dan level support / resistance pada kondisi pasar ranging (sideway)


Tampak bahwa formasi bar yang terbentuk pada level support dan resistance (inside bar dan pin bar) cukup valid untuk kita entry. Hanya saja untuk pasar yang sedang ranging atau sedang

berkonsolidasi ini kita harus hati-hati dalam menentukan exit target karena kita mesti mengantisipasi jika kondisi pasar tiba-tiba berbalik berlawanan dengan posisi entry kita dan berubah menjadi strong trending. Disinilah pentingnya risk / reward ratio dalam trading plan.

Ketika level support telah tertembus dengan terbentuknya long tailed pin bar, maka dua hari berikutnya harga turun tajam dan kondisi pasar menjadi downtrend. Pada saat pin bar ini terbentuk dan support level ditembus, sebenarnya kondisi ranging diatas sudah selesai dan berganti menjadi downtrend. Kita bisa entry sell pada dua hari berikutnya.
 
Price action dan ‘swing point’ pada kondisi pasar trending



Ketika pada pergerakan harga terjadi titik-titik tertinggi atau terendah baru, dan kemudian mengalami koreksi sebelum kembali ke trend semula, maka harga terendah dan tertinggi pada lembah atau puncak koreksi tersebut dinamakan swing point. Swing point penting untuk diperhatikan karena pada titik-titik tersebut akan terbentuk level-level support atau resistance baru. Swing point pada titik lembah saat uptrend membentuk level support baru, dan swing point pada titik puncak saat downtrend akan membentuk level resistance baru.

Perhatikan price action yang terjadi dekat pada titik-titik swing point seperti contoh EUR/USD daily diatas. Swing point membentuk level kunci (key level) baru, yaitu level support, dan dikonfirmasi validitasnya pada bar-bar yang berikutnya berturut-turut sebagai resistance, support dan resistance lagi. Price action yang terjadi diwakili oleh dua pin bar yang terbentuk dekat pada level kunci, dan kita bisa entry setelah menganalisa validitas pin bar tersebut dengan benar. Dalam hal ini level kunci yang terbentuk pada swing point menjadi faktor pendukung utama kedua pin bar tersebut.
 
Price action dan indikator exponential moving average pada kondisi pasar trending 


Indikator exponential moving average (ema) terutama ema8 daily dan ema21 daily sering digunakan sebagai konfirmasi price action yang terjadi, terutama dalam kondisi pasar yang trending. Moving average membentuk level-level support atau resistance dinamis. Perhatikan contoh pada EUR/USD daily diatas, price action yang terjadi dekat ema8 dan ema21 pada kondisi pasar trending (saat uptrend maupun downtrend), yaitu berupa pin bar dan fakey bar yang cukup valid untuk pedoman kita entry.
 
Price action dan event area pada level support dan resistance.     


Event area yaitu area disekitar level support atau resistance yang tertembus (break) akibat event tertentu yang terjadi pada pergerakan harga pasar. Selanjutnya jika pergerakan harga tetap mengacu pada level support atau resistance tersebut, maka event area pada level itu akan sangat signifikan, dan price action yang terbentuk disekitarnya sangat penting untuk dicermati.
Pada contoh XAU/USD (spot gold) diatas, event area disekitar level 1,700.00 adalah sangat signifikan dimana price action yang terjadi dengan terbentuknya beberapa pin bar yang cukup valid untuk patokan entry.

Dari contoh-contoh diatas bisa disimpulkan bahwa price action yang terjadi pada suatu kondisi pasar dengan level-level kuncinya sebagai faktor pendukung utama, baik itu level support / resistance statis (garis horisontal) atau dinamis (exponential moving average), swing point ataupun event area, akan bisa menjadi pedoman yang cukup valid untuk entry market.

Recent Posts

Text Widget

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate another link velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.

Blog Archive