27 Februari 2017

Dasar-Dasar Strategi Trading Dengan Price Action

Pada dasarnya price action adalah rentetan pergerakan harga dari waktu ke waktu, dan analisa price action dilakukan dengan mengamati formasi bar candlestick. Berikut ini beberapa istilah dalam trading dengan price action:


Up bar: disebut juga dengan ‘bullish bar’, yaitu bar dengan level high yang lebih tinggi dari high sebelumnya (higher high) dan level low yang lebih tinggi dari low sebelumnya (higher low). Rentetan dari up bar pada gambar diatas menunjukkan pergerakan uptrend. Pada umumnya harga penutupan dari up bar tersebut lebih tinggi dari harga pembukaannya, tetapi bisa juga lebih rendah seperti yang tampak pada bar candlestick berwarna hitam pada rentetan up bar gambar diatas. Meski demikian bar tersebut termasuk dalam up bar karena level tertinggi dan terendahnya masih lebih tinggi dari level tertinggi dan terendah bar sebelumnya. Rentetan up bar tersebut menunjukkan bahwa saat itu buyer atau ‘the bulls’ sedang mengendalikan pasar.

Down bar: disebut juga dengan ‘bearish bar’, yaitu bar dengan level high yang lebih rendah dari high sebelumnya (lower high) dan level low yang juga lebih rendah dari low sebelumnya (lower low). Rentetan down bar pada gambar diatas menunjukkan pergerakan downtrend, dan menunjukkan bahwa saat itu seller atau ‘the bears’ sedang mengendalikan pasar.

Inside bar: adalah bar dengan level high yang lebih rendah dari high sebelumnya dan level low yang lebih tinggi dari low sebelumnya. Banyak trader yang menganggap bar dengan level high atau low yang sama dengan bar sebelumnya sebagai inside bar. Formasi bar yang seperti ini menunjukkan ketidak-pastian pasar atau keadaan konsolidasi dimana buyer dan seller saling menunggu, jika menembus level tertinggi bar sebelumnya maka buyer yang menang dan sebaliknya jika menembus level low bar sebelumnya maka seller yang menang dan mengendalikan pasar.

Outside bar: disebut juga dengan ‘mother bar’, yaitu bar yang ‘menelan’ inside bar, atau pada formasi engulfing bar adalah bar yang ‘menelan’ bar sebelumnya. Pada prinsipnya outside bar adalah bar dengan level high yang lebih tinggi dari level high bar sebelumnya atau bar sesudahnya, dan level low yang lebih rendah dari level low bar sebelumnya atau bar sesudahnya. Dalam istilah candlestick, kombinasi formasi outside bar dan inside bar sering disebut juga dengan ‘harami’. Pada contoh diatas level penutupan outside bar lebih tinggi dari level pembukaannya yang menunjukkan buyer sedang mengendalikan pasar sebelum terjadi konsolidasi.


Sinyal trading dari price action
Formasi bar pada price action mencerminkan sentimen para pelaku pasar, dan bisa memberikan petunjuk awal atau sinyal arah pergerakan harga selanjutnya. Sinyal atau isyarat dari price action biasanya ditunjukkan oleh terbentuknya pin bar yang merupakan bar dengan ekor (sumbu) yang lebih panjang dari body-nya. Semakin panjang ekor berarti semakin kuat sentimen penolakan pada level harga tertentu. Dalam keadaan pasar yang sedang trending pin bar biasanya mengisyaratkan akan terjadinya pergerakan reversal atau yang berlawanan dengan trend saat ini, dan pin bar tersebut sering dinamakan pin bar reversal. Berikut beberapa pin bar reversal dimana salah satunya gagal (failed) atau merupakan sinyal trading yang salah (false signal):



Faktor-faktor pendukung sinyal trading dari price action
Untuk menghindari kemungkinan kesalahan seperti pada gambar diatas, maka diperlukan faktor-faktor pendukung yang mengkonfirmasi sinyal trading dari price action tersebut sehingga trader bisa memilih sinyal yang probabilitasnya paling tinggi, yaitu yang dikonfirmasi oleh beberapa faktor pendukung. Konfirmator atau faktor pendukung tersebut adalah level-level support dan resistance, arah trend serta indikator teknikal. Indikator yang sering digunakan adalah moving average untuk mengkonfirmasikan arah trend. Berikut contoh sinyal trading (pin bar) dengan 3 faktor pendukung:


Tampak pin bar yang terbentuk dikonfirmasi oleh 3 faktor, yaitu: arah trend (downtrend), penolakan oleh resistance garis horisontal (gagal menembus resistance tersebut), dan juga penolakan oleh resistance dinamis yaitu area antara kurva indikator exponential moving average (ema) 21 dan ema 8. Dengan demikian probabilitas keberhasilan entry sell setelah pin bar adalah tinggi.

Jika tidak dalam kondisi trending pasar sedang berkonsolidasi. Pola-pola konsolidasi yang umum adalah sideways (ranging), segitiga (triangle), pennant dan lainnya. Ada kalanya pasar bergerak dalam range yang sempit dengan pola yang tidak menentu, keadaan ini dinamakan choppy yang sulit untuk diprediksi dan sebaiknya dihindari. Berikut contoh sinyal trading dari price action untuk kondisi trending dan ranging:



Tampak harga menembus level terendah outside bar yang berarti seller kembali mengendalikan pasar. Hal ini juga didukung oleh penembusan level support.

Text Widget

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation test link ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate another link velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur.

Blog Archive